Persepsi

Matkul : Ilmu Komunikasi 
Dosen : Dawami.S.Sos.M.I.Kom
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
     Hola teman-teman blogger. Gimana kabarnya pagi ini? Semoga teman-teman blogger selalu dalam lindungan Allah SWT ya. Amin.
     Hari ini saya ingin melanjutkan materi yang telah dibahas sebelumnya di mata kuliah ilmu komunikasi oleh Bapak Dawami.S.Sos.M.I.Kom. Kali ini materi saya berjudul persepsi.
     Persepsi adalah proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh gambaran mengenai suatu tahapan pemilihan, pengolahan, dari informasi tersebut. Persepsi di sebut inti dari komunikasi di karenakan jika persepsi kita atau penalaran kita atas segala sesuatu itu tidak kuat maka komunikasi akan menjadi tidak efektif. Kesamaan persepsi memudahkan orang  berkomunikasi. Sedangkan inti dari persepsi itu sendiri adalah penafsiran atau yang di sebut penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Deddy Mulyana mengemukakan Persepsi manusia terbagi menjadi dua yaitu: 
1. persepsi terhadap objek lingkungan fisik 
2. persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial.
     Persepsi meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indra kita, atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk kepada pesan yang dikirimkan melalui otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Ada beberapa sifat dari persepsi yaitu:
1. persepsi adalah pengalaman. Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek, atau peristiwa, kita harus memiliki dasar/basis untuk melakukan interpretasi.
2. persepsi adalah selektif. Ketika mempersepsikan sesuatu, kita cenderung memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu dari suatu objek atau orang.
3. persepsi adalah penyimpulan. Proses psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. 
4. persepsi tidak akurat. Setiap persepsi yang kita lakukan, akan mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh pengalaman masa lalu, selektivitas, dan penyimpulan.
5. persepsi adalah evaluatif. Persepsi tidak akan pernah objektif, karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk member makna pada objek persepsi. 
     Mungkin itu saja penjelasan dari materi hari ini lebih dan kurangnya saya mohon maaf. Sampai ketemu di blog saya selanjutnya baybayyy....


~Radicha Dwi Yanti~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ontologi Filsafat

Strategi Pemberdayaan Keluarga Bagi Pendidikan Karakter Anak